Rabu, 13 Februari 2013

Keberhasilan Andik Vermansyah

Hidup serba kekurangan selalu menyelimuti masa kecil Andik Vermansyah, pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Untuk membeli jajan sehari-hari, Andik harus berjualan koran, gorengan bahkan tak jarang juga mengamen. Namun demikian, kakaknya Agus Dwi Cahyono yang memberikan motivasi agar sang adik tetap menggeluti sepak bola yang memang hobbynya sejak kecil. Andik Vermansyah (kiri) Orang tuanya Jaman dan Jumiyah sudah tidak bisa memberikan biaya untuk keperluan sepak bola. Tak jarang pula ketika masih bersekolah di SDN Rangkah VI, Surabaya Andik juga nyambi bekerja untuk biaya sekolahnya. Suatu ketika Andik yang memang menggemari sepak bola ingin membeli sepatu. Saat itu, kakaknya meminta Andik untuk keluar dari SSB Dwikora dan pindah ke klub Kedawung Setia Indonesia (KSI). Saat itu Andik masih berusia 9 Tahun. Di tempat ini, bakat Andik Vermansyah sudah mulai terlihat. Berbagai turnamen selalu diikuti dan selalu mengisi sebagai pemain utama. Suatu ketika KSI akan mengikuti Liga Campina di Madura. Untuk liga tersebut Andik minta orang tuanya sepasang sepatu bola. Karena sepatu yang dia pakai saat itu sudah jebol dan setiap kali bermain terpaksa harus diikat agar tidak menganga. “Dia minta dibelikan sepatu bola dengan uang hasil ngamen dan berjualan kue yang dikantonginya. Saat itu harga sepatunya Rp40 ribu. Ibu memang punya sedikit tabungan makanya Andik diajak beli sepatu ke pasar Praban,” kata Agus Dwi Cahyono, kakak Andik ketika berbincang dengan Okezone di rumahnya Jalan Kalijudan Taruna III nomer 90, Surabaya. Keduanya dengan berbekal uang itulah, ibu dan anak ini berangkat ke pasar tersebut. Setibanya di pasar itu, Andik langsung memilih sepatu merek specs. Saat itu harganya Rp40 ribu. Harga tersebut sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Terpaksa, sepatu tersebut dibeli oleh Jumiyah untuk anaknya itu. Setelah membeli sepatu, keduanya pun mencari warung untuk makan. Maklum saja, sejak berangkat dari kontrakkannya di Jalan Bogen belum sarapan sejak pagi. Rupanya, Jumiyah lupa jika sisa uang untuk beli sepatu bola ini tidak cukup banyak. Terlanjur dibuat membeli makanan di Pasar Praban, keduanya pun tidak punya uang lagi untuk naik angkutan, ke rumah. “Waktu itu karena tidak ada ongkos untuk pulang Andik dan Ibu terpaksa harus jalan kaki kembali ke kontrakan. Jaraknya ya sekira 10 Kilometer,” terangnya. Memiliki sepatu bola baru ini, membuat hati Andik kegirangan. Bahkan, sepatu yang dibeli bersama ibunya ini dipakai meski sedang tidur. “Mungkin saking senangnya punya sepatu baru. Di dalam rumah dipakai hingga tidur pun dipakai sambil menggendong Bola,” tambah Agus. Rupanya sepatu yang dibelinya dengan susah payah inilah membuat karier lajang kelahiran 23 November 1991 terus melejit. Meski saat liga Campina KSI tidak memperoleh juara namun permainan Andik Vermansyah cukup memukau. Saat itu, karena KSI tidak juara Andi Vermansyah sempat mogok tidak mau meninggalkan lapangan hijau. Mulai dari Seragam, Sepatu nya saat pertandingan dilepas. Ia pun menangis di tengah lapangan. Mulai dari Ibu hingga sejumlah penonton yang hadir membujuk agar Andik mau pulang. Berkat dari pemainan cantik di Liga Campina itulah, bintang Andik terus bersinar. Ketika bersekolah di SMA Sejahtera, Surabaya, Andik mendapat bea siswa. Jumiyah, sang ibu mengakui memang dalam hal akademis putra bungsunya itu tergolong biasa-biasa saja. Andik tidak memiliki prestasi yang menonjol dalam hal pendidikan. “SD, SMP dan SMA-nya biasa-biasa tidak ada yang menonjol. Hanya saja, hobinya sepak bola itu memang sejak kecil,” ungkap Jumiyah. sumber: okezone.com Incoming search terms: masa kecil andik vermansyah, biodata pemain garuda di dadaku, cerita andik virmansyah, masa kecil sampai sekarang andik vermansyah, riwayat hidup andik vermansyah

Kisah Sedih Lionel Messi


Leo membiayai pengobatan anak yang menderita penyakit hormon pertumbuhan
Kisah manis Messi di dalam lapangan, ternyata juga berlanjut di luar lapangan. Berdasarkan apa yang di tulis oleh goal.com di sini, bahwa pemain bernomor punggung 10 ini baru saja menyatakan bahwa akan membiayai pengobatan seorang anak berusia 12 tahun yang bernama Waleed Kashash.
Waleed menderita penyakit defisiensi hormon perkembangan, penyakit yang dulu pernah diderita oleh Messi. Defisiensi hormon perkembangan adalah kondisi langka yang hanya menimpa sekitar satu dari setiap 3800 anak-anak, sedangkan untuk kalangan dewasa, jumlahnya adalah satu dari setiap 10 juta orang. Sayang..biaya untuk pengobatan penyakit ini terlampau besar dan tak mampu dipenuhi keluarga Waleed.
Impian bocah kecil ini untuk menjadi pesepakbola seperti Messi nyaris musnah, hingga seorang wanita bernama Soad al-Affani kemudian menginformasikan kepada Messi perihal penyakit Waleed, dan Messi langsung berjanji menanggung biaya pengobatan sebesar 3000 dirham (sekitar Rp 3,2 juta) setiap 15 hari sampai Waleed berumur 18 tahun. Di bawah ini adalah foto Messi memegang seragam milik Waleed dan menulis pesan penyemangat untuknya agar tetap kuat..
Leo menunjukan kaos dengan foto Waleed yang sudah ditandatanganinya
Keep excited, Waleed! (by: LeoMessifanclub)
Ya, bagi saya..pribadi Leo adalah segalanya. Dia boleh saja ciamik di dalam lapangan dengan segala skill dan kehebatannya mengolah bola. Tapi itu semua akan sia-sia tanpa sebuah kekayaan hati. Leo sangat mencintai fansnya, siapa pun itu tanpa memandang ras atau agama.
Ada salah satu sikapnya yang kembali meluluhlantahkan hati saya, ketika dia mendatangi salah satu pengagumnya yang bernama Franco. Bocah ini berasal dari Santa Fe dan sejak 9 tahun di vonis menderita Leukimia oleh dokter. Messi datang untuk menghibur dan memberi semangat kepada Franco dengan sebuah pelukan kasih sayang..
Leo memeluk Franco, salah satu fansnya dari Santa Fe yang menderita Leukimia
Leo memeluk Franco yang sedang terharu (by: @LeoMessifanclub)
Muchas Gracias, Leo. Walaupun masih banyak yang memandangmu sebelah mata karena kau belum menunjukkan sinarmu bersama Albiceleste..bagiku, kau tetap yang terbaik:)
_______
Sekian curhat saya di pagi hari ini, selamat beraktivitas untuk kawan-kawan semua. Walaupun udara sedang semriwing..kudu tetap semangat yeee:D. Have a nice Monday, all!

Motivasi



Kata Kata Motivasi Mario Teguh


Kebersamaan Anda dengan seseorang akan berlangsung lebih panjang dan damai, jika Anda berdua lebih tertarik kepada sesuatu yang penting di LUAR diri Anda berdua, daripada hanya kepada satu-sama lain.

Ketertarikan yang sama akan menjadikan Anda lebih dekat dan lebih ikhlas menerima kekurangan satu sama lain, dan melihatnya sebagai perbedaan yang bisa memperkaya kebersamaan Anda.

Pasangan yang HANYA tertarik kepada satu sama lain akan cepat bosan.
Maka, tertariklah kepada yang baik bagi Anda berdua, bukan hanya kepada satu sama lain. Saat terpisah, imajinasi adalah penghubung antara dua jiwa yang saling mencintai. Itu sebabnya, kerinduan menghasilkan janji-janji untuk memuliakan satu sama lain, yang belum tentu dipenuhi saat bertemu.

Cinta yang sedang terpisah, biasanya memang lebih mesra daripada yang dekat.
Karena, iImajinasi cenderung membesarkan hanya yang indah dan membutakan diri dari yang akan mengecewakan. Cinta yang dekat dan mesra, sering terbukti hambar setelah pernikahan. Maka lebih berhati-hatilah saat cintamu terpisah jarak. Imajinasi cinta cenderung melebih-lebihkan keindahan.

Untuk yang hatinya letih:

Tuhanku Yang Maha Lembut,

Aku letih dengan tidak baiknya
sikap orang yang seharusnya mengerti
niat baikku.

Mengapakah Engkau mengijinkan
orang yang kubaiki
tidak berlaku baik kepadaku?

Aku tahu, ini pasti untuk kebaikanku.

Maka aku mohon,
kuatkanlah keikhlasanku
untuk memperbaiki sikapku
terhadap orang dan keadaan
yang tak bisa kuperbaiki.

Tuhan, kosongkanlah dadaku dari beban.

Aamiin

Adikku yang kukasihi,

Sesungguhnya kemarahanmu itu
karena engkau mengira
bahwa dia merendahkanmu,
yang tak mungkin mampu dilakukannya,
selama engkau dalam perlindungan Tuhan.

Maka, maafkanlah.

Memaafkan adalah penyejuk hati yang marah,
penenang pikiran yang mendendam, dan
pelembut tutur kata yang mendidih
dengan niat membalas.

Maafkanlah.

Mario Teguh

Rasa sedih telah lama menjadi ruang tunggu, untuk diselamatkan tanpa mengupayakan kepantasan untuk diselamatkan.